beberapa hari kemudian, pada waktu sehabis makan malam, bulatan api itu muncul kembali, tetapi dalam jumlah besar. Cahaya nya melebihi terangnya matahari, dan memenuhi langit sampai ke segenap penjuru. Bulatan api itu kemudian membubung keatas sambil menuju kearah selatan. Raja fir'aun sendiri menyaksikan kejadian aneh itu sambil dikelilingi oleh balatentaranya. Kepergian bulatan api itu dibarengi oléh jatuhnya „barang sesuatu" yang dapat diterjemahkan baik sebagai,, burung" ataupun benda yang terbang".
kejadian ajaib itu, yang belum pernah dialami sejak berdirinya kerajaan, oleh raja fir'aun sendiri dititahkan untuk dicantumkan didalam buku sejarah kerajaan, agar akan diingat orang selama²nya.
Meskipun tidak mungkin untuk mencari bahan keterangan lainnya guna memperinci penyaksian yang sudah berusia 3500 tahun itu, namun kita dapat menarik kesimpulan sbb.:
pada peristiwa pertama:
1. mereka melihat sesuatu yang bercahaya,
2. mereka mencium bau busuk,
3. meréka tidak mendengar bunyi,
4. mereka menaksir ukurannya sebesar 46 m,
pada peristiwa kedua:
1. mereka melihat cahayanya amat menyilaukan,
2. jumlahnya banyak sekali,
3. ketika pergi, gerakannya keatas dan keselatan.
apakah yang telah disaksikan oleh orang mesir purba itu? apakah sesuatu gejala alam biasa? tetapi alangkah sukarnya untuk menemukan sesuatu gejala alam yang memiliki semua sifat itu! kemungkinan adanya gejala optis seperti matahari semu, bulan semu, atau bayangan dari sumber cahaya yang ada dibumi adalah mustahil sekali karena ia tidak dapat menerangkan baik adanya bau busuk dalam peristiwa pertama maupun adanya cahaya yang menyilaukan dalam peristiwa yang kedua. Disamping itu di mesir dari 35 abad yang lalu sukar dicari sumber cahaya ditanah yang dapat menyebabkan gejala semacam itu. Kemungkinan adanya gejala listrik adalah lebih menarik apabila terjadi gejala pembuangan muatan listrik diudara, maka timbullah cahaya yang berupa halilintar serta gas ozon yang berbau. Halilintar dapat berbentuk kilatan saja ataupun dapat pula berupa halilintar bola, meskipun jarang kelihatan.
mungkinkah halilintar bola yang menyebabkan orang mesir kuno melihat sebuah beta? bagi peristiwa pertama kemungkinan itu tidak mustahil, meskipun kita menghadapi teka-teki, bagaimana mereka sampai menaksir 46 m, sedang sebuah halilintar bola hanya bergaristengah 30 cm². Tetapi bagi peristiwa kedua teori ini akan kandas sama sekali, sehingga apa yang mereka saksikan tentulah sesuatu yang berlainan. Bagaimanakah penyaksian kuno ini dibandingkan dengan penyaksian beta dari zaman moderen?
Jawabannya yang positif ialah, bahwa ada beberapa unsur persamaan dari penyaksian kuno itu yang disokong oleh penyaksian dari zaman setelah diadakan penyelidikan tentang bentuknya, bercahayanya, sifat tanpa bunyi, dilaporkan dizaman modern. Disini kita menjumpai sesuatu petunjuk yang mengagumkan, bahwa rupanya beta setidak nya, sudah mulai beterbangan diatmosfer bumi kita sejak 3500 tahun yang lalu.
Dalam pada itu terdapat kemungkinan, bahwa penelitian dari peninggalan kebudayaan kuno lainnya pada suatu hari akan menyingkap kembali
bukti tentang penyaksian beta dibagian lain dari bumi dizaman purbakala. Sementara ada orang yang mempunyai persangkaan, bahwa ular naga
pada hakekatnya adalah sesuatu penafsiran mitologis dari beta pada umumnya, cerutu terbang pada khususnya.
tetapi dalam hal ini baiklah kita menanti hasil penyelidikan para cendekiawan tentang kebudayaan purbakala.
Sumber: Menjingkap Rahasia Piring Terbang (1960) j salatun